Sabtu, 25 Januari 2014

Legenda Lau Kawar (The Legend of Lau Kawar)

Danau Lau Kawar

Once upon a time, there was a big feast in ‘Kawar’ village, Tanah Karo. The village celebrated their successful harvest. They were singing and dancing during the feast.
Pada zaman dahulu kala, ada sebuah pesta besar di desa Kawar, Tanah Karo. Orang-orang desa merayakan kesuksesan panen mereka. Mereka bernyanyi dan menari selama pesta berlangsung.
Meanwhile, an old woman was alone at home. She didn’t go to the party because she was sick. When she felt hungry, she went to the kitchen. But there was no food there. She was very sad.
Sedangakan pada saat yang sama, seorang wanita tua sedang sendirian di rumahnya. Dia tidak pergi ke pesta karena sakit. Saat dia merasa lapar, dia pergi ke dapur. Tetapi tidak ada makanan disana. Dia sangat sedih.
In the party, the son remembered his mother was at home. He wrapped some rice and fried fish for his mother. Then he asked his daughter to give the food to her grandmother.
Di pesta, anaknya ingat ibunya ada di rumah. Dia membungkuskan nasi dan ikan goreng untuk ibunya. Kemudian dia menyuruh anak perempuannya untuk memberikan makanan kepada neneknya.
The little girl ran home. But on her way, she stopped and ate the food. After eating the food, she wrapped the food again. When she arrived at home, she gave the food to the old woman.
Gadis kecil itu berlari ke rumah. Tapi saat diperjalanan, dia berhenti and memakan makanan itu. Setelah makan, dia membungkus makanan itu kembali. Saat dia sampai ke rumah, dia memberikan makanan itu kepada wanita tua.
The old woman unwrapped the food and felt very disappointed. There was only very little rice and a fishbone.
Sang wanita tua membuka makanan dan merasa sangat kecewa. Hanya ada sedikit nasi dan sisa tulang ikan.
She cried and prayed to God, “Oh God! I beg you to eliminate this place and all the people here because they have forgotten an old woman, like me!”
Dia menangis dan berdo’a kepada Tuhan, “Oh Tuhanku! Aku minta hilangkanlah tempat ini dan juga penduduknya karena mereka telah melupakan seorang wanita tua, seperti aku!”
Suddenly, thunder came. The sky turned dark. The land was shaking and then turned a big crater. The rain was pouring on it. It did not stop for several days. When it stopped, the village disappeared. There was a large lake replace it. People called it “Lau Kawar”. It means Kawar Lake.
Tiba-tiba, badai datang. Langit menjadi gelap. Bumi bergoyang dan menjadi retakan besar. Hujan membasahi bumi. Hujan tidak berhenti beberapa hari. Saat hujan berhenti, desa itu menghilang. Hanya ada danau yang luas menggantikannya. Orang-orang menyebutnya “Lau Kawar”. Yang berarti “Danau Kawar.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung :)